Standar
akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar)
yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses
perumusan atau formulasi standar akuntansi. Standar merupakan hasil dari
penetapan standar. Namun, praktek sebenarnya berbeda dari yang ditentukan
standar. Hal itu disebabkan oleh 4 hal, yaitu :
- Di kebanyakan
negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan ketentuan akuntansi resmi cenderunglemah dan tidak efektif;
- Secara sukarela
perusahaan boleh melaporkan infomasi lebih banyak daripada yang diharuskan;
- Beberapa Negara
memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukannya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara
lebih baik hasil;
- Di beberapa
Negara standar hanya berlaku untuk laporan keuangan perusahaan secara
tersendiri, dan bukan untuk laporan konsolidasi.
Penetapan
standar akuntansi melibatkan gabungan kelompok sektor swasta yang meliputi
profesi akuntansi, pengguna dan penyusun laporan keuangan, para karyawan dan
kelompok public yang meliputi badan-badan seperti : otoritas pajak, kementrian
yang bertanggungjawab atas hukum komersial dan komisi pasar modal. Bursa efek
yang merupakan sector swasta atau public (tergantung negaranya) juga
mempengaruhi proses tersebut. Di Negara-negara hukum umum, sector swasta lebih
berpengaruh dan profesi auditing cenderung untuk dapat mengatur sendiri dan
untuk lebih dapat melakukan pertimbangan atas atestasi terhadap penyajian wajar
laporan keuangan. Di Negara-negara hukum kode, sektor publik lebih berpengaruh
dan profesi akuntansi cenderung untuk lebih diatur oleh Negara. Hal ini yang
menyebabkan mengapa standar akuntansi berbeda-beda di seluruh dunia.
Menurut Twedie, standar akuntansi
dihasilkan dari lima interaksi, yaitu :
(1) peristiwa ekonomi,
(2) kepentingan pribadi,
(3) penyebaran ide-ide,
(4) perjalanan sejarah ,
(5) pengaruh internasional.
Sedangkan
menurut Nobes dan Parker mengatakan faktor budaya, sosial dan politik merupakan
faktor dominan yang mempengaruhi regulasi akuntansi di berbagai negara. Dengan
demikian jelas bahwa penentuan standar akuntansi tidak hanya menyangkut masalah
teknis.
Standar Akuntansi
Standar
akuntansi dapat dikatakan sebagai pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang
merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan
oleh badan berwenang dan berlaku dalam lingkungan tertentu. Standar akuntansi
biasanya terdiri dari:
(1) deskripsi tentang masalah yang
dihadapi
(2) diskusi logis atau cara memecahkan
masalah
(3) terkait dengan keputusan/ teori
diajukan suatu solusi
Standar akuntansi menurut Edey (1977)
dibagi menjadi empat tipe, yaitu:
(1) Tipe 1 à akuntan harus
memberitahukan kepada user tentang apa yang mereka kerjakan dengan cara
mengungkapkan metode dan asumsi (kebijakan akuntansi) yang di anut.
(2) Tipe 2 à membantu pencapaian
beberapa keseraaman penyajian tentang pernyataan akuntansi tertentu.
(3) Tipe 3 à menghendaki pengungkapan
hal-hal khusus yang mempengaruhi pertimbangan user.
(4) Tipe 4 à menghendaki keputusan
implisit/eksplisit yang harus di buat tentang penilaian aktiva dan penentuan
laba yang disetujui.
Tujuan dalam
penentuan Standar
Penentuan
standar merupakan pilihan sosial sehingga suatu standara mungkin bermanfaat
bagi pihak tertentu dan merugikan pihak lain. Kebanyakan isu-isu yang berkaitan
dengan akunyansi secara politik bersifat sensitif yang disebabkan:
(1) kebutuhan
terhadap standar akuntansi muncul bila terdapat pertentangan
(2) informasi
akuntansi dapat mempengaruhi tingkat kemakmuran penggunaannya
Dalam menentukan standar ada dua
pendekatan, yaitu:
1. Rerepresentative Faithfulness,
pendekatan ini menghendaki pelaporan yang bersifat netral dan penyajian wajar
laporan keuangan melalui proses penentuan standar. Pendekatan ini menyamakan akuntansi
dengan proses pemetaan dimana peta harus dibuat akurat dengan menggambarkan
keadaan keuangan perusahaan secara wajar.
2. Economic Consequences, pendekatan ini
menghendaki asopsi standar yang memiliki konsekwensi ekonomi menguntungkan.
Pendekatan ini cenderung mengarah penentuan standar yang meemiliki pengaruh
positif.
Proses Penentuan
Standar
Biasanya proses penentuan standar
dilakukan melalui proses terbuka (due-procees). FASB sebagai contoh dalam
proses ini mengikuti prosedur sebagai berikut:
1) Identifikasi masalah dari masalah
yang muncul di catat dalam agendanya.
2) Penunjukkan group yang anggotanya
terdiri dari masyarakat akuntansi dan bisnis.
3) Discussion Memrorandum (DM) di
sebarkan kepublik untuk di evaluasi selama satu periode paling lambat 60 hari.
4) Dengan pendapat dilakukan untuk
membahas keunggulan dan kelemahan berbagai alternatif yang diajukan FASB
5) Atas berbagai komnentar yang
diterima, FASB mengeluarkan ‘exposure draft” (ED) mengenai standaar akuntansi
yang diajukan. ED menentukan posisi yang pasti dari FASB tentang masalah yang
dibahas.
6) ED disebar luaskan ke masyarakat
untuk di evaluasi paling lambat 30 hari
7) Dengan pendapat untuk membahas
kelemahan dan kebaikan berbagai alternatif yang diajukan FASB
8) Atas dasar berbagai komentar yang
diterima, maka FASB mengambil langkah sebagai berikut:
(a) mengadopsi standar tersebut sebagai
pernyataan rtesmi
(b) mengajukan revisi terhadap standar
yang diusulkan melalui prosedur “due process”.
(c) Menunda pengeluaran standar dan
menyimpan masalah dalan agenda
(d) Tidak mengeluarkan standar dan
menghapus isu dari agenda
Pendekatan
Penentuan Standar
Dua
pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan standar akuntansi adalah:
1. Pendekatan
pasar bebas
Pendekatan
ini dilandasi asumsi bahwa informasi akuntansi merupakan komiditi ekonomi
serupa dengan barang atau jasa yang lain.Sehingga informasi akuntansi akan
dipengaruhi kekuatan permintaan dan penawaran. Pasar dipandang sebagai
mekanisme yang ideal untuk menentukan jenis informasi yang harus diungkapkan
dan kelompok penerima informasi. Dengan demikian standar akuntansi menentukan
informasi yang dihasilkan dan siapa akan menerima informasi.
2. Pendekatan
regulasi
Pendekatan
ini berpendapat bahwa kegagalan pasar atau informasi yang asismetris dalam
kaitannya dengan kuantias dan kualitas. Pendukung pendekatan ini berkeyakinan
bajwa kegagalan pasar dapaat dilihat pada faktor berikut ini:
a) Teori
regulasi
Adanya krisis penentuan standar
mendorong munculnya kebijakan regulasi akuntansi. Oleh karena itu permintaan
terhadapat kebijakan atau standar semacam iatu di dorong oleh krisis yanag
muncul, pihak penentu standar menanggapi dengan cara menyediakan kebijakan
tersebut. Hubungan antara permintaan dan penawaran menarah pada suatu
keseimbangan. Dalam proses regulasi yang dinamis, terdapat proses penyesuaian
yang berlangsung terus menerus terhadap standar sesuai permintaan dan penawaran.
Belkaoui (1985:48) mengatakan bahwa regulasi umumnya diasumsikan untuk dirancang dan dioperasikan demi kepentingan industri yang ada. Ada dua teori regulasi dalam industri, yaitu:
Belkaoui (1985:48) mengatakan bahwa regulasi umumnya diasumsikan untuk dirancang dan dioperasikan demi kepentingan industri yang ada. Ada dua teori regulasi dalam industri, yaitu:
(1) Teori kepentingan publik (public
interest theory)
(2) Teori kepentingan kelompok (interset
group therory).
Teori
kepentingan publik berpandangan bahwa regulasi diperlukan sebagai tanggapan
atas permintaan publik terhadap perbaikan praktik pasar yang tidak efisien dan
tidak adil. Sedangkan teori kepentingan keompok berpandangan bahwa regulasi
disediakan sebagai tanggapan atas permintaan kelompok tertentu untuk
memaksimumkan pendapatan mereka. Dalam teori kepentingan kelompok memiliki dua
versi, yaitu (1) teori elit politik dan teori ekonomi regulasi.
Beberapa
pendapat mengenai siapa yang harus menentukan standar akuntansi:
Argumen pendukung regulasi sektor swasta
Argumen pendukung regulasi sektor swasta
1. Regulasi
serktor swasta berkaitan dengan profesi akuntasi.
2. Suatu
badan yang dibentuk oleh sektor swasta memiliki prestisd tersendiri dan dapat
diterima oleh masyarakat bisnis.
3. Oleh
karena badan pemerintah beranggotakan birokrat, ada kecenderungan efektivitas
persyaratan pengungkapan tambahan menjadi tidak sensitif.
4. Ada
kecenderungan bahwa pemerintah yang terlibat dalam badan tersebut bertindak
untuk melindungi kepentingan publik atau melakukan tindakan yang merugikan
kepentingan profesi akuntansi.
5. Proses
legislatif dan otoritas pemerintah mudah dipengaruhi oleh lobi dan tekanan
politik dari pihak tertentu.
6. Standar
yang dihasilkan pemerintah kemungkinan saling tumpang tindih dalam hjal paksaan,
dan dapat menimbulkan jugdment yang beragam dari user.
Argumen
Pendukung Regulasi Sektor Public
1. Badan
regulasi sektor publik memiliki legitimasi yang lebih kuat dan memiliki
kekuatan yang lebih kuat dalam hal pemaksaan standar.
2. Badan
pemerintah cenderung lebih susah untuk dipengaruhi oleh manajemen perusahaan
dan KAP besara sehingga dapat bekerja menghasilkan pengungkapan yang lebih baik
bagi konsumen.
3. Badan
pemerintah dapat menjadi katalisator bagi perubahan.
4. Regulasi sektor publik muncul karena
adanya motivasi untuk melindungi kepentingan publik.
5. Sektor swasta harus selalu diawasi
dan dikendalikan karena tujuannya seringkali bertentangan dengan kepentingan
publik.
6. Standar akuntansi memiliki pengaruh
hukum dan melibatkan konflik kepentingan dari berbagai pihak sehingga harus
ditetapkan sesuai dengan aturan dan prosedur umum.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar