Minggu, 18 November 2012

Etika Dalam Auditing


          Etika dalam auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta penyampaian hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

A. Kepercayaan Publik
          Kepercayaan masyarakat umum  sebagai pengguna jasa audit atas independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik. Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa independensi auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaan masyarakat juga bisa menurun disebabkan oleh keadaan mereka yang berpikiran sehat (reasonable) dianggap dapat mempengaruhi sikap independensi tersebut. Untuk menjadi independen, auditor harus secara intelektual jujur, bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya baik merupakan manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor dalam penerapannya akan terkait dengan etika. Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai tanggung jawab menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas mereka. (Nugrahiningsih, 2005 dalam Alim dkk 2007)

B. Tanggung Jawab Auditor Terhadap Publik
          Profesi akuntan di dalam masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib dengan menilai kewajaran dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Ketergantungan antara akuntan dengan publik menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Dalam kode etik diungkapkan, akuntan tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap klien yang membayarnya saja, akan tetapi memiliki tanggung jawab juga terhadap publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani secara keseluruhan. Publik akan mengharapkan akuntan untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan integritas, obyektifitas, keseksamaan profesionalisme, dan kepentingan untuk melayani publik. Para akuntan diharapkan memberikan jasa yang berkualitas, mengenakan jasa imbalan yang pantas, serta menawarkan berbagai jasa dengan tingkat profesionalisme yang tinggi. Atas kepercayaan publik yang diberikan inilah seorang akuntan harus secara terus-menerus menunjukkan dedikasinya untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.

C. Tanggung Jawab Auditor
          Sebelum auditor bertanggung jawab kepada publik, maka seorang auditor memiliki tanggung jawab dasar yaitu :
1. Perencanaan, Pengendalian, dan Pencatatan
Auditor perlu merencanakan, mengendalikan, dan mencatat pekerjaannya.
2. Sistem Akuntansi
Auditor harus dapat mengetahui dengan pasti bagaiman sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
3. Bukti Audit
Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk dapat memberikan kesimpulan rasional.
4. Pengendalian Intern
Apabila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan kepada pengendalian internal, maka hendaknya harus dapat memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance test.
5. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan
Auditor dapat melaksanakan tinjauan ulang mengenai laporan keuangan yang relevan dengan seperlunya, dlam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil berdasrkan bahan bukti audit lain yang didapatkan dan untuk member dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.

D. Independensi Auditor
          Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung kepada orang lain. Auditor diharuskan bersikap independen yang artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Terdapat tiga aspek inpendensi seorang auditor yaitu :
1. Independence in fact (independensi dalam fakta)
Auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi dan keterkaitan yang serta dengan objektivitas.
2. Independence in appearance (independensi dalam penampilan)
Pandangan pihak lain terhadap auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit.
3. Impendence in competence (independensi dari sudut keahlian)
Inpendensi sudut kehalian terkait erat dengan kecakapan profesional audit.

E. Peraturan Pasar Modal dan Regulator Mengenai Independensi Akuntansi Publik
          Penilaian kecukupan peraturan perlindungan investor pada pasar modal Indonesia mencakup beberapa kmponen analisa yaitu :
1. Ketentuan isi pelaporan emitmen atau perusahaan public yang harus disampaikan kepada public dan Bapepam;
2. Ketentuan Bapepam tentang penerapan internal control pada emitmen atau perusahaan publik;
3. Ketentuan Bapepam tentang, pembentukan Kmite Audit leh emitmen atau perusahaan public;
4. Ketentuan tentang aktivitas profesi jasa auditor independen.

Seperti regulator pasar modal lainnya, Bapepam telah mengeluarkan beberapa peraturan tentang pelaporan emitmen. Emitmen dan perusahaan public yang terdaftar di bursa efek Indnesia diwajibkan untuk menyampaikan laporan atau publikasi kepada public dan Bapepam. Beberapa peraturan Bapepam yang mengatur tentang pelaporan emitmen dan perusahaan public adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Nomor VIII.G.2/Keputusan ketua Bapepam Nmor: Kep-38/PM/1996 tentang Laporan Tahunan.
Peraturan ini menyatakan bahwa emitmen atau perusahaan public diwajibkan untuk menyampaikan apran tahunan. Laporan tahunan emitmen wajib memuat ikhtisar data keuangan penting, analisis dan pembahasan umum oleh manajemen, laporan keuangan yang telah diaudit, dan laporan manajemen.
2. Peraturan Nomor X.K.1/Keputusan Bapepam Nomor: Kep-86/PM/1996tentang :
Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik. Emitmen dan perusahaan public diwajibkan untuk menyampaikan paling lambat akhir hari kerja kedua setelah keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, informasi atau fakta material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga efek atau keputusan investasi pemodal.

Sumber :
enomutzz.wordpress.com/2012/01/27/etika-dalam-auditing/



Minggu, 28 Oktober 2012

Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntansi Indonesia


1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.
Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

Sabtu, 29 September 2012

ETIKA


ETIKA SECARA UMUM

        Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal darikata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. Etika biasanya berkaitanerat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu“Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan ataucara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), danmenghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang samapengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etikaadalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :
  Drs. O.P. SIMORANGKIR  : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
● Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat :
   etika adalah teori tentangtingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yangdapat ditentukan oleh akal.
Drs. H. Burhanudin Salam :
   etika adalah cabang filsafat yang berbicaramengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalamhidupnya.

Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu :
a.  Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip,aturan hidup
     (sila) yang lebih baik (su).
b.  Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
c.  Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia yang menjelaskan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut:
Terminius Techicus : Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
•Manner dan Custom : Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatutingkah laku atau perbuatan manusia.

Pengertian dan definisi  Etika dari para filsuf  atau  ahli  berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:
1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikandan sifat dari hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right).
2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagianutama dari kegiatan manusia (The rules of conduct, recognize in respect toa particular class of human actions).
3. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagaiindividual. (The science  of   human  c har a   cter in its ideal state, and moral   principles as of an individual).
4. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty).

Sumber : http://etikaprofesidanprotokoler.blogspot.com/2008/03/pengertian-etika.html

Sabtu, 21 April 2012

Meets 3

Softskill_Meeting 3
In 776 B.C., the first Olympic Games were held at the foot of Mount Olympus to honor the Greeks’ chief god, Zeus. The warm climate for outdoor activities, the need for preparedness in war, and their lifestyle caused the Greeks to create competitive sports. Only the elite and military could participate at first, but later the games were open to all free Greek males who had no criminal record. The Greeks emphasized physical fitness and strength in their education of youth. Therefore, contest in running, jumping, discuss and javelin throwing, boxing, and horse and chariot racing were held in individual cities, and the winners competed every four years at Mount Olympus. Winners were greatly honored by having olive wreaths placed on their heads and having poems sung about their deeds. Originally these contests were held as games of friendship, and any wars in progress were halted to allow the games to take place. They also helped to strengthen bonds among competitors and the different cities represented.
            The Greeks attached so much importance to the games that they calculated time in four-year cycles called “Olympiads,” dating from 776 B.C. The contest coincided with religious festivities and constituted an all-out effort on the part of the participants to please the gods. Any who disobeyed the rules were dismissed and seriously punished. These athletes brought shame not only to themselves, but also to the cities they represented.
1. Which of the following is NOT true?
a.       Winners placed olive wreaths on their own heads.
b.      The games were held in Greece every four years.
c.       Battles were interrupted to participate in the games.
d.      Poem glorified the winners in song.

Answer : (C) Battles were interrupted to participate in the games


2. The word “elite” in line 5 is closest in meaning to…
a.       Aristocracy                                  c. intellectuals
b.      Brave                                            d. muscular

Answer : (A) Aristocracy / Bangsawan

3. Why were the Olympic Games held?
a.       To stop wars                               c. To crown the best athletes
b.      To honor Zeus                            d. To sing songs about the athletes

Answer : (B) To honor Zeus
Maksudnya : pada zaman dulu, awalnya olimpiade diselenggarakan untuk menghormati Dewa Zeus.

4. Approximately how many years ago did these games originate?
a.       800 years             b. 1,200 years                        c. 2,300 years                        d. 2,800 years

Answer : (C) 1000-776+2012 = 2236 or 2300 years

5. What conclusion can we draw about the ancient Greeks?
a.       They were pacifists.
b.      They believed athletic events were important
c.       They were very simple
d.      They couldn’t count, so they used “Olympiads” for dates

Answer : (B) They believed athletic events were important

6. What is the main idea of this passage?
a.       Physical fitness was an integral part of the lives of the ancient Greeks
b.      The Greeks severely punished those who did not participate in physical fitness programs
c.       The Greeks had always encouraged everyone to participate in the games
d.      The Greeks had the games coincide with religious festivities so that they could go back to war when the games were over.

Answer : (D) The Greeks had the games coincide with religious festivities so that they could go back to war when the games were over

7. In line 14, the word “deeds” is closest in meaning to
a.       Accomplishments
b.      Ancestors
c.       Documents
d.      Property

Answer : (A) Accomplishments / Keikutsertaaan


8. Which of the following was ultimately required of all athletes competing in the Olympics?
a.       They must have completed military service
b.      They had to attend special training sessions
c.       They had to be Greek males with no criminal record
d.      They had to be very religious

Answer : (C) They had to be Greek males with no criminal record
Maksudnya : hanya pria Yunani yang tidak memiliki catatan kriminal yang boleh berpartisipasi di olimpiade.


9. The word “halted” in line 16 means most nearly the same as ..
a.       Encourages
b.      Started
c.       Curtailed
d.      Fixed

Answer : (A) Encourages

10. What is an “Olympiad”?
a.       The time it took to finish the games
b.      The time between games
c.       The it took to finish a war
d.      The time it took the athletes to train

Answer : (B) The time between games


STYLISTIC PROBLEMS
1. The defendant refused to answer the prosecutor’s questions ____________
a.       Because he was afraid it would incriminate him.
b.      For fear that they will incriminate him
c.       Because he was afraid that his answers would incriminate him
d.      Fearing that he will be incriminated by it

Answer : (C) Because he was afraid that his answers would incriminate him

2. Mrs. Walker has returned_______________
a.       A wallet back to its original owner
b.      To its original owner the wallet
c.       The wallet to its originally owner
d.      The wallet to its original owner

Answer : (A) A wallet back to its original owner

3. The hospital owes____________ for the construction of the new wing.
a.       The government twenty million dollars
b.      For the government twenty million dollars
c.       To the government twenty million dollars
d.      Twenty million of dollars to the government

Answer : (D) Twenty million of dollars to the government





4. Sarah ____________ that she could not attend classes next week.
a.       Told to her professors
b.      Said her professors
c.       Told her professors
d.      Is telling her professors

Answer : (A) Told to her professors

5. The artist was asked to show some paintings at the contest because___________
a.       He painted very good
b.      They believed he painted well
c.       Of their belief that he was an good artist
d.      The judges had been told of his talents

Answer : (B) They believed he painted well


6. If motorists do not observe the traffic regulations, they will be stopped, ticketed, and
                                                 A             B                                                             C                  
        have to pay a fine.
    D
        The wrong Answer : (C) They


7. Fred, who usually conducts the choir rehearsals, did not show up last night
                                                                                  A                                      B
          because he had an accident on his way to the practice.
                                   C                                       D
         The wrong Answer : (D) on his way to the practice
         True answer : at his way to the practice


8. A short time before her operation last month, Mrs. Carlyle dreams of her daughter
                        A                                                   B                                               C
         who lives overseas.
                           D
The wrong answer : (A) A short time
True answer : A few minutes ago

9. The atmosphere in AndalucĂ­a is open, warm, and gives a welcome feeling to all
                                                       A                                                       B
who have the good fortune to visit there.
              C                  D
The wrong answer : (B) gives a welcome feeling


10. Some of the people were standing in the street watched the parade,
               A                                   B                                        C
            while others were singing songs.
             D
The wrong answer : (A) of the
True answer : just “of” without “the”